Promosi

Wednesday 25 June 2014

MELIHAT 5 GUNUNG DARI PUNCAK PRAU, DATARAN TINGGI DIENG. INDONESIA

Hampir 2 bulan disibukkan dengan tugas kuliah dan Ujian Akhir Semester akhirnya kembali menikmati keindahan Illahi Robbi, memutuskan untuk mendaki Gunung Prau di Kabupaten Wonosobo, Gunung Prau sudah terkenal seantero negeri ini, gunung dengan ketinggian 2560MDPL ini paling diminati oleh wisatawan lokal maupun domestik, melalui jalur biasa untuk mencapai puncak Prau menghabiskan waktu 1.45 menit. dengan rute menanjak hingga puncak. 
Sabtu dan Minggu ratusan orang akan kalian lihat jika mengunjungi gunung ini, jadi penulis tidak memberikan rekomedasi jika kalian ingin mengunjugi gunung ini dihari tersebut. menurut saya, esensi mendaki gunung adalah satu proses menikmati hidup yang tidak seperti hari-hari biasa, jika mendaki gunung pun dengan suasana yang rame menjadi kurang berkesan, itu menurut saya. 
Puncak Prau juga terkenal dengan puncak Teletubbies dikarenakan bukit-bukitnya menyerupai di tempat Teletubbies yang mungkin semua kita pernah menontonnya. Satu hal yang menjadi catatan besar untuk kita orang-orang yang suka menikmati alam, kalau bisa jangan pernah meninggalkan jejak selama berada di gunung, di sini banyak sekali sampah dari para pendaki tidak dibawa pulang, alhasil membuat buruk kondisi disekitar. Tidak mahal kiranya membeli trash bag (plastik tempat sampah) yang hargannya hanya Rp. 3000,- namun lagi-lagi pola pikir individu berbeda, mereka yang mengerti akan keselarasan alamlah yang mengerti bagaimana cara menikmati hidup ini, dibanding para pendaki yang hanya ikut-ikutan alhasil meninggalkan sampah mereka di setiap perjalanannya. #SalamSatuCangkir 


Terlihat dari puncak Prau deretan pegunungan yang berada di wilayah Prov Jawa Tengah













Jangan Pernah Meninggalkan Sampah Anda di Puncak Gunung




Monday 28 April 2014

MUNCAK CERIA DI GUNUNG ANDONG

Selalu ada hal yang menarik untuk dilakukan bersama dengan teman-teman dekat kita bukan, begitu halnya saya bersama dengan beberapa rekan komunitas Jumpalitan Parkour Yogyakarta serta teman sesama Ekspedisi NKRI 2013. kami merencanakan untuk menggapai puncak gunung Andong yang berada di kawasan kabupaten Magelang Jawa Tengah. Di puncak Andong kita tidak akan menemukan kawah dengan bau belerang yang menyengat seperti di puncak gunung Merapi, karena Andong dalam sejarahnya belum pernah mengalami letusan. 
Dari puncak Andong kita akan di suguhi pemandangan yang luar biasa, kita bisa melihat deretan gunung-gunung yang ada di daerah Jawa Tengah seperti Merbabu, Merapi, Sindoro dan Sumbing. Inilah sedikit hasil dari perjalanan kami. :) 

















Monday 24 March 2014

MENUJU PULAU NAN INDAH SARONDE NAMANYA

Ini kisah mengenai perjalanan kami menuju pulau Saronde yang terletak di kabupatan Gorut, menurut warga sekitar Saronde adalah bak Hawaii yang ada di negeri ini Indonesia. 
untuk menuju Saronde kami menggunakan perahu nelayan yang cukup untuk menampung muatan hingga 25 orang, perorang kami dikenai biaya 30rb rupiah untuk mencapai sana. Ini keindahan pulau yang berada di wilayah provinsi Gorontalo tersebut.


















Sebagaimana Lyric Lagu "Tanah Air Ku"

Tanah airku tidak kulupakan; Kan terkenang selama hidupku; Biarpun saya pergi jauh; Tidak kan hilang dari kalbu; Tanah ku yang kucintai; Engkau kuhargai ..
Walaupun banyak negri kujalani; Yang masyhur permai dikata orang; Tetapi kampung dan rumahku; Di sanalah kurasa senang; Tanahku tak kulupakan; Engkau kubanggakan ..
Aku Bangga Padamu Negriku INDONESIA

Sunday 2 March 2014

POLAHI TAK LAGI MISTERI, GOROTALO. INDONESIA

Ada anak-anak bermain dalam hutan, empat hari jalan kaki ke jantung Paguyaman! Mungkinkah ada anak-anak yang bermain sejauh itu, mengikuti orang tuanya menambang emas dan merambah hutan? Tak mungkin bulu kuduk kami meremang. Kami sedang bertemu suku Polahi, suku ini menurut warga desa kerap menguji ilmu pendatang yang berkunjung atau melintasi wilayah mereka tinggal.
Hasrat bertemu sudah terpenuhi, kini segala rasa bercampur aduk di dalam benak, penasaran dan khawatir. Apa yang akan terjadi kini? Sekilas mereka kurang bersahabat saat kami temui, takut dan curiga ketika kami berusaha memberikan salam perkenalan. Mereka sedikit bisa dan paham bahasa Indonesia, namun isyarat dan bahasa tubuh yang bersahabat merupakan cara berhubungan yang terbaik. Mengamati seragam yang kami gunakan, sepertinya mereka dapat mengenali kami (Anggota TNI dan Polri).
Kami sahabat mereka. Pada minggu kelima penjelajahan itu, kami akhirnya menjumpai pondok-pondok panggung kayu beratap daun kelapa, pemukiman suku Polahi. Suku Polahi menentang penjajahan Belanda dan Jepang. Tidak sudi diperas dan dikenakan pajak oleh penjajah, mereka melarikan diri dan tinggal di hutan secara berkelompok hingga kini. 
Layaknya suku pedalaman, ada kecendrungan pemisahan tempat tinggal antara kaum pria dengan wanita. Saat kami bertemu, hanya ada satu dua pria di antara wanita dan anak-anak. Mungkin kaum pria sedang berburu atau memungut hasil hutan untuk keperluan keluarga atau kelompok. Pondok pamggung mereka pun tak jauh dari tanah, sekitar 1 M saja. bagian bawah beralas tanah untuk kegiatan keluarga seperti memasak, panggung kayu untuk tidur dan istirahat.
Tinggal jauh di dalam hutan, dengan keluarga dan kelompok mereka saja menimbulkan kebiasaan tak lazim yang ditentang oleh kebanyakan adat dan agama: perkawinan antarkeluarga, sedara (incest)diperbolehkan. Ayah menikahi putri kandungnya, atau anak pria menikahi ibu kandungnya atau saudari sendiri menjadi biasa. hanya beberapa dari mereka berhubungan dengan warga desa dan kota terdekat untuk keperluan barter memenuhi kebutuhan dasar seperti pakaian yang mereka kenakan.
mengetahui betul bahwa Indonesia telah merdeka, mungkin suatu saat mereka akan kembali ke desa, berbaur dengan warga desa lain, tak lagi sengaja mengasingkan diri ke pedalaman Gorontalo. Mereka berhak mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin.
Kehidupan suku pedalaman Polahi yang tinggal di dalam hutan Paguyaman, butuh waktu 4 jam berjalan kaki dari desa terdekat untuk mencapai lokasi mereka tinggal.

Sumber dari tim Penjelajah Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi 2013 Subkorwil Gorontalo  yang telah dimuat di dalam buku Ekspedisi NKRI 2013.

Wednesday 26 February 2014

2 MINGGUKU DI MR BOB ENGLISH CLUB PARE. IDONESIA

Kampung Inggris wow kedengarannya luar biasa sekali. Nyatanya memang begitu adanya llluuaaarr biasaaa. Sebuah kota yang berada di kabupaten Kediri, daerah ini terkenal karena banyaknya lembaga bahasa yang ada di sana. Sampai saat ini ada kurang lebih ratusan lembaga bahasa yang ada di Pare.
Suasana di depan Office Mr Bob English Club yang selalu rame :)

Ini cerita saat aku pergi kesana mengabmbil kelas di sebuah lembaga kursus yang cukup terkenal yakni Mr Bob English Club. Cara belajar  asyik membuat waktu 2 mingguku terasa berlalu begitu cepat ditambah saat periode 10 Februari  2014 ini Kediri dalam keadaan yang cukup mencekam yakni meletusnya mt. kelud mengakibatkan banyak siswa yang mundur secara teratur dari kampong inggris karena sudah di suruh pulang oleh orang tua mereka, katanya takut anaknya menjadi korban lahar dinginnya mt. Kelud, namun ada juga mereka yang bertahan di kampung Inggris salah satunya ya aku, dan sempat menjadi relawan bersama teman-teman dan lembaga Dompet Dhuafa.
Pembagian masker gratis karena ada beberapa pihak yang ingin mendapatkan keuntungan lebih dengan menjual masker dengan harga yang tinggi

Ok kembali ke Mr Bob English club, kelas ku dimulai sejak pukul 6 pagi, luar biasa bukan, itu kami sebut morning class yang diadakan di camp, ya karena aku ngecamp di sana. Dan pada pukul 7 dilanjutkan belajar di office, aku mengambil class speakup1 dengan tentor Ms El (ntah siapa nama aslinya) dia orang yang asik, sedikit lebay dan comel sih sebenarnya, namun di juga manis loh. Hahaha cara mengajar Ms El menurut ku luar biasa, membuat ku rajin masuk class tanpa telat atau bias dibilang on time. Tidak seperti kuliah yang selalu telat jika itu perkuliahan dimulai dengan waktu yang sama. 
Siswa Speakup1 pasca erupsi mt. Kelud 

Speakup1 mengajarkan lebih ke confident (percaya diri) untuk ngomong dalam bahasa inggris, dan hasilnya aku cukup puas dengan hasil yang kudapat selama mengambil class speakup1. 
Action last exam


Resmi menjadi sarjana Speakup1
Selanjutnya aku mengambil class Pronunciation yang menjadi tutornya Ms Raya, perempuan asli Yogyakarta yang suka cerita walau kadang ceritanya garing sieeehhhh hehehe tapi itulah Miss Raya, dari ceritanya menjadi topic yang dibahas hari itu. Pronunciation itu adalah cara membaca yang benar, luar biasa ilmu yang ku dapat di kelas ini, selama ini ternyata aku selalu salah dalam penyebutan seperti kata : (Cake /keIk/ dengan Kick /kIk/ )berbeda bacaannyakan. Setiap hari kami selalu dianjurkan membaca kamus oleh Ms Raya.
Ms Raya dengan personilnya ^___^
kelas terakhir yang ku ambil sebelum night class adalah Tick Talk, class ini yang  menjadi tutornya adalah si Gozila owhhh namnya aslinya Ahmad Ghozali namun entah kenapa dipanggil Gozila dan akhirnya kami menyebutnya Uncle. jika aku menilai Uncle, dia sangat cocok untuk masuk di Step Up Comedy, karena dia orang yang unik, cara dia bercertita itu sudah membuat kami selalu tertawa. slogan yang sangat terkenal dikalangan siswa yang dicetuskan oleh Ankle adalah " jangan gunakan ilmu ini buat kejahatan dan jadikan Pare Beriman" itu slogan yang tak akan dilupakan.
Uncle class yeyyyy
Kelas malam bersama penghuni Camp 9 yang disponsori oleh dedek bayi (dibaca bedak) :))
Tak ketinggalan adalah penghuni camp 6 di sanalah aku tinggal selama dua minggu di kampung Inggris. Terimakasih keluarga baruku untuk cerita singkat namun penuh makna. 
Penguni camp 6 
Mr Babe Manager Mr Bob English Club sekaligus orangtua asuh selama tinggal di Camp 6
C-U on the Top Guys.  salam takjub buat kalian semua.

Saturday 22 February 2014

KAMPUNG INGGRIS AKU DATANG

Hari pertama melakukan perjalanan menuju Kediri tepatnya ke kampung Inggris Pare. jam masih menunjukkan pukul 04.00 WIB alarm sudah berbunyi, itu menandakan aku harus segera bersiap untuk melakukan perjalanan, mandi dan sholat subuh pun sudah di lakukan, sedikit persiapan lagi untuk ku mulai pergi menuju stasiun Lempuyangan Yogyakarta. kereta yang akan ku gunakan menuju Kediri kali ini yakni kereta Kahuripan. jam keberangkatan 04.55  WIB. dikarenakan ini masih terlalu pagi buat anak kos jadi aku pun mulai mencari-cari beberapa anak kos yang sudah bangun tentunya, alhamdulillah Marcel teman kost ku yang malamnya sudah aku ingatkan untuk mengantarku pagi ini pun tanpa dikomandoi sudah bangun dan memanaskan motornya. Dikarenakan jarak kost dan stasiun Lempuyangan tidak terlalu jauh sehingga apabila ada kereta yang sudah tiba pun dapat diketahui. pemikiran awal ini kereta pasti telat, seperti biasanya, eh ternyata tidak, sampai gerbang stasiun aku pun berlari menuju pintu masuk untuk segera menaiki kereta kahuripan yang sudah standby di jalurnya. keberuntungan masih berada di pihakku, tepat ketika aku mulai naik kereta pun berjalan. yeyy akhirnya jadi juga aku berangkat. beberapa jam melakukan perjalanan banyak cerita terungkap. 
ini seperti melihat Indonesia lebih dekat, persawahan yang masih hijau kabut-kabut yang menemani sang surya muncul dari tempatnya, suasana pedagang yang hilir masuk menjajakan jualannya, wajah-wajah penumpang yang mulai terlihat kusam habis melakukan perjalanan dari Bandung menuju Kediri dan masih banyak hal lainya. pukul 09.30 WIB akhirnya menapakkan kaki juga di Kediri, karena sudah janji untuk bertemu dengan teman lama jadi menunggu dia menjemput di stasiun kota. setelah 4 jam menunggu hujan-hujanan lebay hahaha si Khintoel pun menampakkan wajahnya, wah sudah berubah banyak dia sejak terakhir ketemu di tahun 2012 lalu, sekarang sudah menjadi pekerja dia jadi diharuskan buat rapi. tidak seperti masih kuliah gondrong dekil acak-acakan (sedikit berlebihan) :) ok karena sudah siang kami pun lanjut dan cerita nya berlanjut di episode berikutnya.

Monday 3 February 2014

EKSPEDISI "PERSAHABATAN DAN PERTUALANGAN LINTAS GENERASI"


Ekspedisi adalah kawah candradimuka. Alam yang tak bisa diduga perangainya meminta kita besikap. boleh takut, tapi tak boleh dikuasai rasa takut. boleh berani tapi jangan terlalu percaya diri. Ini secuil kisah yang aku alami selama melakukan kegiatan Ekspedisi NKRI. namun secuil kisah ini mampu merubah cara pandang aku memgenai, alam, pendidikan dan kesejahteraan.




Terlihat jelas lelah di muka kami namun itu semua hilang ketika menikmati semua keindahan Sang Pencipta


Personil Sosbud: Berdiri dari kanan  Kapten Heru, Wandi, Putra Manurung, Sertu Wiwin Pakaya, Sertu Kasvian, Indri Ginting, 
Selagi bisa senyum mari tunjukkan HiHiHi
Sungai-sungai seperti ini menjadi berkah kami, untuk mengisi ulang botol minuman kami 
Selalu ada kesempatan untuk mengabadikan moment bersama 
Di daerah ini kami menemukan sumber air tawar namun rasanya sedikit asin jadi cocok untuk masak Indomie :))

Berada persis di tengah hutan antara Pinogu dan Suwawa Timur Gorontalo
TNI dan POLRI berbaur baik kepada Sipil




Mestinya kau kuatkan tekad sekeras baja..
Mestinya kau ringankan beban bak elang mengangkasa..
Mestinya kau bersyukur masih punya kesempatan berdo'a..
Mestinya kau 'tancapkan' hati jernihmu pada sang "Penguasa Semesta" (PDW).