Promosi

Sunday 2 February 2014

CERITA BERSAHAJA DARI TANAH RIMBA


Pinogu adalah satu kecamatan yang berada di Kab. Bone Bolango, kecamatan yang baru satu tahun dimekarnkan dari kec Suwawa Timur. Untuk pergi ke Pinogu, dibutuhkan kesiapan mental dan fisik yang matang, khususnya pendatang baru yang pertama kali menuju ke Pinogu. Pinogu tidak memiliki jalan aspal layaknya kecamatan lain di sekitar Kab. Bone Bolango, akses menuju Pinogu hanya jalan setapak yang telah dibuka oleh Alm. Nani Wartabone selanjutnya kembali dibuka jalan oleh Kodim Prov. Gorontalo.
Bagi masyarakat Pinogu yang telah terbiasa jalan menuju Kec. Suwawa Timur, untuk membeli kebutuhan hidup, mereka memakan waktu 8 jam perjalanan jalan kaki atau 6 jam menggunakan motor. Ada dua alternatif jalan untuk mencapai Kec. Pinogu, yaitu jalan pendek berjarak 40 km dan jalan panjang dengan jarak 50 km. Kedua jalan tersebut sama-sama tidak diaspal, hanya jalan tanah yang jika hujan akan becek dan sulit untuk dilewati motor. Menuju Pinogu tidak bisa menggunakan kendaraan roda empat, karena terputus oleh jembatan gantung yang terletak di Desa Tulabolo, Kec. Suwawa Timur yang lebarnya 1 meter. namun tidak bagi kami tim Ekspedisi NKRI 2013, kami berangkat dari desa Pangi Suwawa Timur hari sabtu pukul 07.30 Wita, sampai di kec Pinogu minggu pukul 12.00 wita setelah bermalam dulu di Pohulongo atau biasa masyarakat sebut penyebrangan, karena memang di sana terdapat sungai yang cukup lebar dan menggunakan perahu sederhana untuk menyebranginya.
menggunakan Perahu sederhana untuk melakukan penyebrangan di Pohulongo sebelum ada jembatan bantuan Ekspedisi NKRI 2013

Keterbatasan transportasi dan mahalnya harga sewa jasa trasportasi menjadi masalah yang kerap timbul di kalangan masyarakat Pinogu, jika harga semen di Suwawa Timur seharga Rp 70.000,- per bantal, sampai di Pinogu harga semen tersebut mencapai Rp 350.000,- per bantal.
Motor Warga yang sudah dimodifikasi agar mampu melewati medan berat menuju Pinogu

Hal ini mengakibatkan hasil pertanian seperti padi dan jagung tidak dijual ke daerah lain, hanya dikonsumsi oleh masyarakat Kec Pinogu saja dikarenakan mahalnya harga sewa angkut di tempat itu.Tidak ada penerangan yang kita temukan sepanjang perjalanan menuju Pinogu. Kita hanya dapat menemukan hutan yang masih alami karena Pinogu sendiri adalah kecamatan yang berada tepat di tengah-tengah Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Ketika sampai di Kec. Pinogu pun kita tidak akan menemui lampu jalan yang akan menerangi jalan kita jika malam hari, hal ini disebabkan terbatasnya aliran listrik yang ada di sana. Warga masih menggunakan alat tenaga surya bantuan dari Gubernur pertama Gorontalo, Bapak Fadel Muhammad, serta genset yang menggunakan bensin. Untuk operasionalnya, 1 liter bensin hanya mampu menghidupkan listrik selama 2jam. Dengan biaya harga bensin yang mencapai Rp 15.000,- per liter, untuk penerangan saja masyarakat harus mengeluarkan dana ekstra. Mereka memiliki beberapa harapan selama mereka hidup di kampung Pinogu, harapan adanya akses jalan, jalan dan jembatan.
Penulis Tim Sosbud Bone Bolango

No comments:

Post a Comment